28/03/12

PERTANIAN ORGANIK - Tanah Sehat, Tanah Subur, Tanaman Subur

Kesehatan adalah salah satu hal penting dalam Prinsip Pertanian Organik. Tanaman yang mengandung residu pestisida akan membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan yang karenanya maka kesehatan tanah sebagai tempat akar mengambil makanannya harus sehat/ bersih dari racun yang membahayakan tubuh.
Pendekatan pertanian yang berorientasi kepada hasil semata ternyata telah mengakibatkan tanah bantat, tandus dan penuh racun atau tanah yang sakit. Berbagai metode peningkatan produksi pertanian telah dicoba untuk dilakukan oleh berbagai pihak seperti membuat rumah kaca, pertanian vertical, hidroponik dll. Sebagai sebuah cara untuk menyiasati menurunnya kesuburan tanah dan menyempitnya penguasaan lahan pertanian maka hal tersebut sah-sah saja. Namun cara tersebut dalam dunia pertanian sebenarnya merupakan cara bertani yang tidak menyelesaikan masalah sebelumnya atau lari dari tanggungjawab. Betapa tidak, tandusnya tanah sebagai akibat ulah manusia seharusnya dipulihkan demi memberikan hak bagi anak cucu atas lahan yang subur dan produktif. 


        Munculnya penggunaan pestisida kimiawi dengan bahan baku timbale telah meracuni tanah, petani dan akhirnya ke konsumen. Munkinkah hasil pertanian dengan cara meracuni tanah dan lingkungan tersebut dapat dianggap cara yang halal ? Tanah yang tidak sehat akan memberikan makanan yang tidak sehat.

Tujuan :
  • Petani menyadari nilai penting penyehatan tanah dalam pertanian
  • Petani memahami berbagai faktor penyebab tanah sakit dan tanah sehat
  • Petani memahami berbagai faktor pendukung kesuburan tanaman

Materi :
          Sejak diberlakukannya metode bertani yang penuh pupuk kimiawi dan racun-racun kimiawi maka lambat-laun tanah telah menjadi sakit sehingga tidak dapat produktif lagi. Memang kita pernah mencapai 1 satu tahun swasembada beras tetapi itu kemudian diikuti dengan peningkatan biaya produksi pertanian dari waktu ke waktu, bahkan tahun 1997-1998-1999 terjadi penurunan suplai saprotan yang mengakibatkan melonjaknya harga pupuk kimiawi di tingkat petani yang hal itu kini tahun 2008 terulang kembali dengan alasan yang berbeda sedikit.
Pada tahun 1980-an FAO (Badan Pangan dan Pertanian PBB) menyatakan yang intinya bahwa pada berbagai belahan dunia telah terjadi penurunan produksi padi dari tahun ke tahun bilamana hanya mempergunakan jumlah atau dosis pupuk kimiawi yang sama dengan jumlah yang dipakai tahun sebelumnya. Badan sakit butuh cukup istirahat dan obat yang tepat, bila hal ini terjadi maka sulit untuk produktif apalagi menghasilkan yang lebih baik dari biasanya. Hal ini juga berlaku pada tanah kita yang hancur akibat timbunan garam-garam pupuk kimia, racun-racun dari pestisida tak terdaur ulang dan panas tinggi yang langsung mengenai tanah.
Ketika tanah diberi makanan berlebihan/ tidak sesuai kebutuhan dan racun kimiawi tak terdaur ulang oleh tanah maka sebagaimana halnya manusia akan menurun daya tahannya terhadap cuaca maupun berbagai penyakit. Lambat laun tanah menjadi sakit yang tercermin dalam bentuk bantatnya tanah, ketidakmampuan menjaga kelembaban tanah dan kurusnya tanaman yang tumbuh diatasnya. Akhirnya produksi pertanian semakin rendah. Tanah menjadi tidak cocok lagi untuk ditumbuhi berbagai tanaman yang dibutuhkan oleh manusia, terutama keluarga tani.
Hutan raya tetap produktif sepanjang tahun meskipun hanya makan dari bahan-bahan organik yang telah menjadi humus. Pertanian modern dengan bioteknologi terkini pada berbagai belahan dunia ternyata dipercepat penyuburannya dengan memindahkan humus hutan yang kaya dengan asam-asam organik siap diserap oleh tanaman. Dan ketika tanah telah kembali sehat maka meskipun pupuk makro (NPK)-nya lebih rendah dibandingkan pupuk kimia tetapi lebih mudah diserap tanaman dan akhirnya tanaman apapun dapat tumbuh beriringan saling memberi manfaat antara tanaman yang satu dengan tanaman yang lain. Akhirnya kesuburan tanah setempat dapat dijaga kesuburannya oleh berbagai jenis tanaman yang tumbuh setempat saja.


x ditulis oleh Bima Widjajaputra sebagai bahan pendukung pelatihan pertanian organik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar