09/08/11

ZAKAT FITRAH "ORGANIK" (2)

Kawan-kawan, saat ini kita merasakan cuaca yang tak menentu sehingga konon telah memicu ledakan hama-hama tertentu bagi tanaman, seperti ulat bulu atau wereng coklat akhir-akhir ini. Penghasilan petani buah mangga dan padi menurun karenanya tetapi pertanian padi organik terbukti tetap hasil panennya lebih baik. Akankah hal tersebut mempengaruhi praktek ber-zakat fitrah nanti?

>>> Aneka jenis umbi yang tumbuh di bawah pohon
Laju pemanasan global yang meningkat telah memaksa kita bertani menggunakan sistem wana tani lestari agar menekan laju penebangan pepohonan. Supaya tetap produktif maka tanaman musiman yang tumbuh dibawah tegakan pohon mulai dikembangkan oleh Simpul Pangan Yogyakarta sejak tahun 1999, terutama jenis umbi-umbian seperti garut, ganyong, uwi, gadung dan lain-lain. Hasil olahannya kini beredar di pasaran dalam bentuk tepung, pati, criping, minuman maupun kue. Dari sulitnya memasarkan umbi-umbian tersebut pada awal mula dikembangkannya, ternyata sebagian besar kelompok produsen umbi tersebut kini justru terpaksa menolak pedagang besar. Hal tersebut dilakukan demi mempertahankan pedagang kecil yang telah menemaninya sejak kesulitan pemasaran pada masa lalu. Harga, pun melambung sejak di pasaran lokal.

Lembaga Mitra Tani sebagai sebuah LSM mandiri non projectual di Yogyakarta telah mulai mengenalkan pertanian organik kepada masyarakat tani, terutama pemuda dan orang tua sejak tahun 1993 yang kemudian diikuti oleh banyak pihak. Tahun 2002 lahirlah Sanggar ANAK BUMI TANI yang mencoba membumikan pengetahuan dan praktek pertanian organis kepada anak-anak. Seiring dengan itu lahir pula badan usaha CV. INCON Mitra Bumi Indonesia sebagai alat pendanaan mandiri lembaga nirlaba tersebut.

Dengan bergeloranya semangat memakai produk dalam negeri, jauhi impor terigu dan utamakan 'kembali ke alam', maka produksi umbi dan bahan pangan organik serta pemasaran hasil olahannya telah berkembang pesat. Pemerintahpun sudah tidak malu-malu lagi menggelorakan 'diversifikasi pangan' dan gerakan pertanian organik sebagai bagian gerakan ketahanan pangan nasional.

Kampanye pangan Organik dan pangan lokal non beras telah bertalu menembus pasar global dan pemanasan global. Akankah kita diam saja, atau ... ikut arus ini agar tidak menjadi bagian dari masalah ?! Maukah kita mendalami atau mengembangkan pemikiran organik ini lebih jauh? Bolehkah tepung kasava atau tepung ubi kayu dijadikan bahan zakat fitrah pada daerah yang makanan utamanya dari ubi kayu?

Kembali ke alam adalah kembali ke organik.
Selamat bertani organik, selamat berjualan organik, selamat makan hasil organik ---- Insya Allah tubuh semakin sehat, polutan berkurang dan bumi semakin asri. Kerjasama saling menguntungkan bagi kelestarian ekosistem dan cara berzakat fitrah yang lebih baik sudah sangat diharapkan.

Salam lestari !

---------------------------------------------
Segenap konsultan, staf dan relawan Lembaga Mitra Tani, Sanggar ANAK BUMI TANI, INCON Institute, Pusdiklat Joglo Mitra Bumi, CV. INCON Mitra Bumi Indonesia dan ormas tani serta ormas usaha mitra mengucapkan: "Selamat menjalani kehidupan Ramadhan, Insya Allah cara-cara hidup bersih yang lebih baik selalu dapat kita jalani dari waktu ke waktu".

4 komentar:

  1. dari alam kembali ke alam teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia

    BalasHapus
  2. bertani dengan metode bersyukur atas bahan alami karuniaNya, Insya Allah barokah.

    BalasHapus
  3. wah isin aku nyawang blogge mas bim, cah-cah lagi macet ide dan tulisan. Dolan nang sahani mas ben do urip maneh.
    Ha..ha..ha... kita2 yang 'sok' pendiri yo wis lali nulis, kakehan mroyek.
    Salut mas, nderek bingah. Setro yo wis mulai mbangun lumbung tapi isih mroyek, durung PD kayane.

    BalasHapus
  4. cari ide lewat internet atau koran OK juga

    BalasHapus