17/08/11

MERDEKA! (1)

"nDeleng Kahanan"

Meskipun negara ini sudah merdeka, tak jarang kita temui orang-orang yang belum merdeka. Kebodohan, kemiskinan dan ketakutan mengekspresikan dirinya ternyata masih melingkupi sebagian rakyat  Indonesia. Bagiku, itu semua hanyalah efek.
Tata negara yang kacau telah mengakibatkan kerja pemerintah kurang efektif dan rakyatpun akhirnya tidak dapat memperoleh haknya kecuali harus dengan merebutnya. Negara telah gagal memerdekakan warganya.
>>> Mati 'kebrukan' Program
Akhir-akhir ini kekesalan rakyat terhadap sudah menumpuk, bahkan kepada wakilnya sendiri di parlemen. Kami bilang bahwa pembodohan rakyat terlalu dominan dalam aksi-aksi propaganda partai atau calon birokrat ketika menjelang pemilihan Kepala Desa, Bupati hingga Presiden. Hal ini juga terjadi dalam berbagai pemilihan wakil rakyat. Watak kenegarawanan tertimbun kekuatan watak politisi. Fakta tergilas opini. Aksi termanipulasi slogan dan buaian tawaran manis dari para pengumpul suara. Akhirnya yang muncul adalah 'pemimpin semu'. Tentu saja selalu ada benih murni yang lolos seleksi kepalsuan meskipun kemudian sulit tumbuh dan berkembang kecuali menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya yang baru, yang korup dan manipulatif.
Dalam sebuah pengajian Kitab Al-Qur'an Utsmaniyah, 'guruku' pernah bertanya :"apa yang perlu kamu benahi ketika negara ini pemerintahannya koruptif dan kolutif secara berjama'ah?". Waktu itu aku menjawab praktis: "presidennya". Beliau hanya tersenyum dan mengatakan:"OK, boleh, lebih banyak mengaji ya!" Belakangan kita pahami bersama bahwa pergantian presidenpun tidak dapat serta merta memperbaiki kondisi. Pada beberapa kondisi, bahkan terjadi pula pengesahan secara sistematis terhadap kekeliruan jalannya pemerintahan. Kasus Century, "Gayus" maupun "Nazarudin" dapat menjadi contoh. Negara sudah tampak sekali dirugikan karenanya (otomatis rakyatnya juga, red). Debat antar penegak hukum dalam meninjau posisi kasus-pun terjadi di berbagai lini pemerintahan. Itu semua belum menyelesaikan masalah.
>>> Merdeka ?!!!
Rakyat banyak yang diam, sebagian lagi bergerak dengan tangannya, goresan pena dan suara lantang beriring terus mencuat tajam. "Ganti Presiden!, Turunkan SBY!, Hancurkan Tirani! Tolak Sri Mulyani! Usut pajak Bakrie!", mulai sering mengemuka secara terang-terangan pada akhir-akhir ini. Hujatan, makian dan do'a terlantun tanpa kejelasan arah. Sudah sedemikian parahkah bobroknya negaraku?!
Adakah suara-suara lantang itu berujung pada kemerdekaan atau pembebasan diri?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar