Meskipun negara ini sudah merdeka, tak jarang kita temui orang-orang yang belum merdeka. Kebodohan, kemiskinan dan ketakutan mengekspresikan dirinya ternyata masih melingkupi sebagian rakyat Indonesia. Bagiku, itu semua hanyalah efek.
Tata negara yang kacau telah mengakibatkan kerja pemerintah kurang efektif dan rakyatpun akhirnya tidak dapat memperoleh haknya kecuali harus dengan merebutnya. Negara telah gagal memerdekakan warganya.
>>> Mati 'kebrukan' Program |
Dalam sebuah pengajian Kitab Al-Qur'an Utsmaniyah, 'guruku' pernah bertanya :"apa yang perlu kamu benahi ketika negara ini pemerintahannya koruptif dan kolutif secara berjama'ah?". Waktu itu aku menjawab praktis: "presidennya". Beliau hanya tersenyum dan mengatakan:"OK, boleh, lebih banyak mengaji ya!" Belakangan kita pahami bersama bahwa pergantian presidenpun tidak dapat serta merta memperbaiki kondisi. Pada beberapa kondisi, bahkan terjadi pula pengesahan secara sistematis terhadap kekeliruan jalannya pemerintahan. Kasus Century, "Gayus" maupun "Nazarudin" dapat menjadi contoh. Negara sudah tampak sekali dirugikan karenanya (otomatis rakyatnya juga, red). Debat antar penegak hukum dalam meninjau posisi kasus-pun terjadi di berbagai lini pemerintahan. Itu semua belum menyelesaikan masalah.
>>> Merdeka ?!!! |
Adakah suara-suara lantang itu berujung pada kemerdekaan atau pembebasan diri?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar