09/08/11

BELAJAR NGEBLOG DI JOGLO ABANG (1)

Belajar, ya itulah kata yang paling tepat untuk menjelaskan apa yang terjadi pada Minggu, 31 Juli 2011 di pendopo Joglo Abang. Dalam suasana menjelang Bulan Romadhon menjadikan pertemuan itu syarat makna. Dunia blogger selama ini biasa dibayangkan dengan kumpulan orang yang suka menghabiskan waktu di depan komputer saja, salah-salah hanya menjadikan pemanfaatan waktu yang mubazir. Itulah tantangan penyelenggara kegiatan tersebut.



Desakan para pemula blog,harapan para orang tua yang ingin agar anaknya tidak sekedar facebookan ha ha hi hi saja dengan teman atau pacar, tanggungjawab sosial penyelenggara yang sudah sekian lama berharap agar teknik penulisan para blogger ditingkatkan, keinginan menjadikan agar blogger menjadi lebih bermakna dalam menyikapi datangnya bulan puasa, bersambut dengan kebutuhan peningkatan kapasitas para organisator gerakan pembaharuan pranata sosial di kampung-kampung yang selama ini difasilitasi oleh Sanggar Anak Bumi Tani, menjadikan pertemuan tersebut terlaksana. Faktor lain yang memacu kegiatan itu adalah kelakuan mas Suryaden yang sudah mengundang para blogger dan calon blogger untuk pelatihan jurnalistik untuk blogging pada hari minggu ternyata batal dan dimajukan Sabtu padahal sudah banyak peminat yang siap ikut hari minggu sebagaimana yang direncanakan. Joglo Abang ataupun Sanggar yang penting rencana minggu harus berjalan. Maka, ya jadilah acara itu.Asyiik.

Kalau yang namanya pelatihan biasa, pasti ada guru ada murid wong salah satu idenya juga nuruti kawan yang ingin belajar. Namun karena aktivis sanggar juga kurang menguasahi dunia perblogan maka disiasatilah agar pertemuan menjagi forum sharing antar blogger dan atau dengan calon blogger (belum punya blog). Untuk afdolnya sebuah proses peningkatan kapasitas secara progresif, maka didatangkanlah juga orang yang 'dianggap' ahli di bidangnya untuk ikut dalam perbincangan. Satu, mas Bambang Murdock-penguasa atau redaktur pelaksana KR Online dan tentu saja mas Suryaden sebagai provokator awal sekaligus dedengkotnya dunia online di Joglo Abang. Sebenarnya mereka berdua nggak datangpun nggak masalah, tetapi 'wagu' kalau yang ngajari calon blogger adalah orang yang belum teruji di dunia blog tetapi baru teruji di dunia fasilitasi (baca : nggambleh neng forum-forum pertemuan saja).

>>> Lingkungan Joglo Abang masa lalu nih (obyek penulisan)
Antisipasi sanggar sebenarnya sempat disiapkan, yaitu skenario agar salah satu, dua atau tiga peserta harus memenuhi kriteria bisa ngajari blog sehingga saling belajar lebih bermutu akan terjadi dan ada gurunya. Hal tersebut sudah dipenuhi dengan kedatangan mbak guru Purna dan mas Seno Pedal yang memang blogger. Jadi, ketika ke dua orang tersebut menyatakan akan dapat hadir, semakin legalah hati ini karena stelan acaranya akan jadi lebih santai dan peluang tindak lanjut pasti lebih terbuka.

Perlu diketahui bahwa mas Murdock dan mas Suryaden adalah biangnya berbicara dan menulis kreatif di internet (ssst... ojo diartekke tukang omong lan nulis sak penak wudele, red.) sehingga kedatangannya akan meringankan betul beban penyelenggara. Dengan demikian tim sanggar berencana akan jadi pendengar dan pelajar yang alim, atau taat guru. Tapi tetap saja nggak bisa karena keduanya menyatakan bahwa datangnya akan siangan saja. Nasib, fasilitasi harus dilakukan oleh orang sanggar dan itu pasti aku lagi karena bu direktur sibuk ikut ngurusin sadranan makam Gombang Asem. Nggak enaknya jadi fasilitator adalah kalau yang hadir semua lebih yunior karena bisa-bisa bukan memfasilitasi tetapi menggurui atau memerintah. Tapi untungnya adalah ilmu blogku memang masih dangkal sehingga memang nggak mungkin dapat menggurui kecuali seakan-akan saja. Cilakanya, ada yang tetap aja menganggapku jago blog. Jadi, paska pertemuan tersebut, aku langsung belajar keras tentang blog sekalian 'seakan-akan' ngamal membuatkan blog TK Melati Suci (he3... karena itu kepentinganku juga).

Tepat pk.09.30 wib maka jadilah acara pelatihan dimulai, resmi, partisipatoris, merdeka. Dalam bahasa lain disebut "nyantai tapi serius" atau 'glaras' karena semua yang hadir punya hak yang sama dalam menyuarakan pendapatnya dengan caranya masing-masing.

Selamat bagi semua yang terlibat dalam penyelenggaraan, nuwun, nuwun dan nuwun. Insya Allah keberkahan yang diperoleh. Amiin.



2 komentar:

  1. cen wis kelakuan kok mas, angel leh ngowahi, tukang provokasi.... njenengan mesthi wis apal dadine tetep sukses

    BalasHapus
  2. aja kondho seru seru ndak saru ha..ha7 malah ngispirasi kok. Pancen ngono carane Sing Kuwasa nyurung lakuku yake.

    BalasHapus