PISANG
Indonesia merupakan
Negara besar dengan penduduknya yang ratusan juta serta daratannya yang luas
dengan kekayaan anekaragam sumberdaya hayatinya yang termasuk terbesar di
dunia, salah satunya adalah pisang. Ironis memang, kebesaran tersebut ternyata
belum mampu dikelola dengan baik sehingga Indonesia menjadi pengimpor terigu
atau gandum nomor satu di dunia, pengimpor gula yang sangat besar, pengimpor beras, pengimpor jagung dan kedelai
dll. Ibarat tikus mati di lumbung padi, itulah Indonesia saat ini. Padahal
jumlah penduduk yang besar merupakan potensi pasar yang luar biasa dari produk
yang kita hasilkan, mengapa malahan kita tutup dengan barang-barang impor
tersebut?!
Selain untuk pangan,
pisang juga banyak dimanfaatkan di bidang medis dan perawatan tubuh, baik dari
akar, bonggol, batang/ pelepah, daun bunga hingga buahnya. Beberapa literature menjelaskan bahwa dari tanaman pisang memang dapat
untuk mengobati berbagai penyakit, seperti: Gangguan pada lambung, penyakit Jantung, Stroke, Stress, Menurunkan kadar koleterol dalam darah, Pendarahan rahim, Merapatkan vagina, Sariawan usus,
Ambeien, Cacar air, Telinga dan Tenggorokan bengkak, Disentri, Amandel, Kanker
perut, Sakit kuning (lever), Pendarahan usus besar, Diare, Meningkatkan
Kekuatan Otak dan Kecantikan. Beberapa
jenis pisang juga potensial untuk dibuat tali,
kertas dan kain, seperti pisang Abaka dan pisang Manila.
Pisang, dengan daya
tumbuhnya yang luar biasa, jenisnya yang sangat banyak, manfaatnya yang sangat
beragam dan kemudahan pembudidayaan serta pemanfaatannya; sangat strategis untuk
dikembangkan skala luas. Bersama umbi-umbian yang dapat tumbuh di bawah tegakan
(misalnya: uwi, mbolo, mbili, suweg, garut, ganyong dll.) sebagai
penghasil karbohidrat dan koro-koroan penghasil protein
tinggi yang juga cocok tumbuh dibawah tegakan (misalnya: koro begog, koro
pahit, koro pedang, koro krandan, koro benguk, kecipir dll.), maka pisang akan
menjadi penyumbang besar dunia pangan, pakan maupun obat-obatan herbal.
Pisang dapat dimanfaatkan oleh
ternak maupun manusia, baik yang masih bayi hingga orang dewasa. Gedebog dan
getah pisang juga dapat berfungsi sebagai kondisioner tanah yang karenanya
mengefektifkan serapan nutrisi dalam tanah oleh tumbuh-tumbuhan. Untuk
mempercepat proses pengomposan kotoran ternak dan meningkatkan karbon organik,
biasanya cacahan gedebog pisang ditambahkan ketika akan difermentasi.
Mikroorganisme lokal dengan bahan baku batang pisang sudah mulai banyak
dihasilkan oleh para petani organik. Peternak di Mlati sudah mulai memproduksi
pakan domba dari bahan daun pisang kering yang difermentasi dengan memanfaatkan
mikroorganisme khusus. Nah, masihkah kita terlena untuk jadi pengimpor
terus dalam kondisi sebenarnya harus menjadi pengekspor aneka bahan sandang,
pakan, pangan dan obat-obatan bagi
dunia tersebut
?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar